Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Rabu, 18 Agustus 2010

"GULMA DAN IDIOLOGI KORUPSI"

"GULMA DAN IDIOLOGI KORUPSI
oleh Kontak Rakyat Borneo pada 24 Juni 2010 jam 20:04
Berita menarik pemberantasan korupsi diluar negeri, dalam Majalah tempo, OPINI (edisi 21-27 Juni 2010)hal 23 ”… Cina juga sangat serius membasmi korupsi, Dalam sepuluh tahun terakhir ini, sebuah sumber mengutuif kantor berita Xinhua, sudah lebih dari tiga ribu penjabat pajak, wali kota, penjabat tinggi , polisi dan penjabat kota yang diganjar hukuman mati. Walaupun belum terdengar menghukum penjabat tinggi, Presiden Rusia Dimitry Medvedev gigih menggalang dukungan rakyat untuk melawan korupsi di negerinya, termasuk dalam blog pribadi.”.

Bagaimana dengan Indonesia ? pertanyaan besar di tengah semerawut birokrasi dan mafia peradilan semakin jauh dari harapan kita terbebas dari korupsi, banyak kasus yang terungkap di depan public ternyata belum dapat terselesaikan dengan benar, semua kasus masuk peti es terkunci dengan rapat, contoh kasus Bank BLBI, BanCentury, Kasus Pajak di departemen Pajak, belum lagi banyak departemen di Instansi pemerintah .

Kalau menurut fuad bawazir bahwa korupsi di Indonesia di hitung semuanya hampir sama dengan APBN pertahun atau setengah dari APBN yang telah di alokasikan, jika demikian bangsa ini sebenar sedang mengalami kebangkrutan seperti yang terjadi dengan VOC zaman belanda, sangat di sayangkan pemerintah dan politisi menutup mata akan tindak pidana korupsi di depan mata. Kenyataan setiap pergantian kepemimpinan negeri maupun kepala daerah selalu tetap sama yaitu tumbuh suburnya Gulma pembangunan di negeri ini.

Virus korupsi bukan lagi menjadi budaya, sekarang korupsi bermetamorfosa menjadi Idiologi, sebuah keyakinan secara kolektif aparatur Negara. Sedikit saja yang terjaga dari virus dan gulma idiologi korupsi, Lemahnya kepemimpinan di sebabkan masih berhitung tentang kontalasi politik daripada amanat rakyat, Demokrasi kita berdiri atas golongan dan ambisi kolektif beberapa golongan bukan pada demokrasi kerakyatan dan kebangsaan.
Ketidak berdayaan pemerintah termasuk Negara ini menghadapi tingkah laku korupsi oknum yang mempunyai kekuasaan mengakibatkan situasi wilayah dalam keadaaan berbahaya, stabilitas tidak terjaga, pembangunan dan kesejahteraan jauh dari impian, ketidak adilan dimana-mana, dan senjata yang mematikan yang di gunakan oleh pemerintah menjaga wilayah dengan “ Memecah belah rakyat dan kuasai” lihatlah beberapa kerusuhan social dan anaRkis rakyat terhadap fasilitas umum, tentu ada dalangnya.

Akhirnya tumpuan yang paling di inginkan oleh semua rakyat berharap pada Presidin dari pemilu satu ke pemilu berikutnya, Presiden yang mampu memberantas kejahatan korupsi baik secara politik dan hukum yang selama ini menjadi wabah virus yang masuk Setiap sel-sel birokrasi, menjadi budaya pengusaha dan kemudian terbentuk Idiologi korupsi secara kolektif segolongan komunitas yang mempunyai kekuasaan dan politik.

Masihkah negeri bertahan di tengah arus imformasi dan keputusasaan rakyat, Apalagi masyarakat semakin cerdas memilih dan menentukan nasib bagi hidup mereka ? , tentu harapan kita negeri ini mengalami perubahan bukan gejolak politik yang memperuncing perbedaan antara kita semakin melebar, menjauhkan kita sebagai anak bangsa. Bersama kita menunggu pemimpin baru dan perubahan yang berpihak kepada rakyat dan bangsa.

Pontianak, 24 Juni 2010
(Kontak Rakyat Borneo)
Penulis:

Firanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar