Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Rabu, 18 Agustus 2010

"NEOLIBERALIME MASUK MELALUI SAWIT"

Kehancuran Sistim eknomi dan guncangan pasar dunia telah membawa dampak angka kemiskinan meningkat dan rusaknya lingkungan hidup semakin bertambah, bahkan sistim pemerintahan suatu bangsa tidak berjalan sebagaimana mestinya selayak suatu pemerintahan, bayangkan saja dunia yang begitu luas dengan jumlah penduduk milliaran orang hanya di tentukan oleh segelintir orang yang mempunyai uang.

Neoliberalis sebuah paham atau ideology yang banyak diikuti Negara yang menganut paham Kapitalisme, semua mekanisme diserahkan kepada pasar baik dari hulu sampai hilir, tentu yang bermain di pasar adalah para pengusaha dan pemilik modal, Mereka melucuti segala peraturan atau ketntuan hukum suatu bangsa demi keuntungan ekonomi.

Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.

Ditinjau dari terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas). Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya). Ideologi memiliki sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, dia juga harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan.

Siapa saja penganut paham Neoliberalisme dalam Kontek Sawit ? Kalau dilihat begitu pesatnya perkebunan sawit di seluruh Indonesia, tentulah pengusaha perkebunan, kemudian mereka menyatukan diri dalam satu organisasi yang bernama RSPO, organisasi ini di bentuk oleh mereka para pengusaha dan lembaga dunia yaitu World Bank, IFC sebagai lembaga penjamin keuangan, Kedua lembaga dan pengusaha luar tersebut penganut paham neoliberalis, pembuktian dapat dilihat cara kerja mereka dan identifikasi, paham neoliberalisme ada kesamaan dengan lembaga tersebut bahkan menjadi sifat mereka sebagai usaha membuka pasar bebas dunia.

1. IDIOLOGI MEREKA DAN IDIOLOGI KITA
A. NEOLIBERALISME
Bagi kaum liberal, pada awalnya kapitalisme dianggap menyimbolkan kemajuan pesat eksistensi masyarakat berdasarkan seluruh capaian yg telah berhasil diraih. Bagi mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas. John Locke, filsuf abad 18, kaum liberal ini adalah orang-orang yg memiliki hak untuk 'hidup, merdeka, dan sejahtera'. Orang-rang yang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur', bebas hidup tanpa tempat tinggal, bebas hidup tanpa pekerjaan. kaum liberal adalah kebebasan, berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan. Apakah anda bernilai bagi orang lain, ataukah orang lain akan dengan senang hati memberi sesuatu kepada anda. Sehingga kebebasan akan diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb dengan memperkecil turut campur nya aturan pihak lain. "kita berhak menjalankan kehidupan sendiri"

Friedrich von Hayek dan Milton Friedman kembali mengulangi argumentasi klasik Adam Smith dan JS Milton, menyatakan bahwa: masyarakat pasar kapitalis adalah masyarakat yg bebas dan masyarakat yang produktif. Kapitalisme bekerja menghasilkan kedinamisan, kesempatan, dan kompetisi. Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis.
Maka dari pengertian para filsuf tersebut dapat di identifikasi paham Neoliberalisme sebagai beriku:
1. mereka, masyarakat pra-kapitalis adalah masyarakat feodal yang penduduknya ditindas
2. Orang-rang yang bebas bekerja, bebas mengambil kesempatan apapun, bebas mengambil keuntungan apapun, termasuk dalam kebebasan untuk 'hancur',
3. kaum liberal adalah kebebasan, berarti: ada sejumlah orang yang akan menang dan sejumlah orang yg akan kalah. Kemenangan dan kekalahan ini terjadi karena persaingan
4. kebebasan akan diartikan sebagai memiliki hak-hak dan mampu menggunakan hak-hak tsb dengan memperkecil turut campur nya aturan pihak lain.
5. Kepentingan dan keuntungan pribadi adalah motor yang mendorong masyarakat bergerak dinamis.

B. PANCASILA
Pancasila merupakan falsafah dan idiologi bangsa Indonesia, cara kita memandang kehidupan dan berbangsa di bumi pertiwi, adalah sebuah kenyataan yang paling sacral walaupun pandangan hidup suatu bangsa bisa berubah sesuai keinginan seluruh masayarakat, namun nilai pancasila sekarang ini masih di sepakati oleh kita bersama, adapun nilai idiologi pancasila yang kami pahami dibawah ini:
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia.nilai ini dianggap dan dikenal di kita adalah agama lazimnya atau kepercayaan,

2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadikan kita mempunyai nilai saling menghormati menghargai dan tolong menolong di tengah lingkungan masyarakat.

3. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan rasa persatuan /rasa memiliki kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan pandangan dogmatik dan sempit, namun melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.

4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan mengerahkan potensi dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hasil kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang , Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, tercipta kesejahteraan tercapai secara merata.

C. PERBEDAAN IDIOLOGI MENGANCAM.
Bahwa setelah kita memahami pengertian Idiologi liberalisme dan idiologi pancasila, kiranya dapat diketahui irisan perbedaan di kedua idiologi, Perbedaan tersebut jika dipraktekkan dilapangan dan di pertemukan akan menciptakan benturan yang sangat keras baik secara logika maupun fisik, memang sebuah perubahan atau penerapan idiologi akan menciptakan konflik, tapi logika kita harus berperan penting untuk membedakan yang mana benar dan yang salah, lebih tepatnya hitam dan putih sebuah warna harus jelas di dalam pandangan dan logika.

Kemudian Kontek perkebunan sawit di kaitkan pada kedua idiologi yaitu Neoliberalisme dan pancasila sangat bertentang jauh, perbedaan yang mencolok dalam tataran fikiran dan penerapan di lapangan, kita ketahui bersama di lokasi perkebunan yang akan didirikan menimbulkan konflik yang berkepanjangan, seperti persoalan tanah, pendapatan yang berbeda, hak-hak yang berbeda terlebih lagi banyak perkebunan yang tak berizin melanggar Undang-undang yang selama ini menjadi dasar hukum bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.

Turut campur pemerintah melalui Kepres /inpres tentang Mafia Perkebunan yang selama ini menjadi agen-agen neoliberalisme yang mencoba menyusup pada idiologi pancasila dalam waktu yang tidak lama akan membawa kehancuran kehidupan social dan perekonomian bangsa, realistis saja, bangsa ini dibangun atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan, bukan atas ambisi pribadi atau kelompok saja.


Pontianak, 11 may 2010
(1:38 PM)
Penulis

Firanda.
(Kontak Rakyat Borneo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar