Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Rabu, 18 Agustus 2010

"Hilangnya Trotoar Pejalan Kaki"

Indonesia sekarang dihadapi oleh persoalan krisis energi dan polusi hampir di seluruh Indonesia, Energi fosil ternyata membawa dampak yang buruk bagi kehidupan manusia, Sebagian bahan fosil dijadikan minyak bensin sebagai bahan penggerak kendaraan bermotor seperti Mobil, Tenaga Listrik menggunakan disel , kendaraan roda dua, hampir semua mesin digerakkan oleh hasil bahan tambang fosil.

Sementara energi arternatif belum dikembangkan, wajar saja di kota-kota besar dibelahan dunia mengalami dampak polusi kendaranaan bermotor, ditambah lagi banyaknya kendaraan pribadi memenuhi jalan-jalan ibukota yang menimbulkan kemacetan yang luar biasa, lihat saja pada jam sibuk ibukota, roda kehidupan terasa bergerak lambat.

Upaya yang dikembangkan mengatasi kemacetan di jalan raya tidak mampu mengatasi persoalan kepadatan kendaaraan yang semakin tahun meningkat jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan kesiapan prasarana yang memadai berupa pelebaran jalan, penggunaan sara tranportasi masal yang efektip belum terealisasi.

Paling menyedihkan ketika pembangunan jalan baru maupun pelebaran tidak diikuti oleh sarana untuk pejalan kaki, banyak jalan sekarang ini baik di kota-kota besar dan kecil menghilangkan trotoar bagi pejalan kaki, padahal trotoar ini merupakan salah satu arternatif bagi penuntasan kemacetan yang biaya cukup murah di pusat kota dan tempat-tempat perbelanjaan, ada baiknya kita lihat di kota-kota di seluruh Indonesia yang dikatakan pusat pertumbuhan ekonomi tak satupun menyediakan sarana bagi pejalan kaki menuju pusat kota, hampir semua bangunan jalan menutup akses pejalan kaki.

Trotoar pejalan kaki tentu banyak hal yang dapat dilihat dari fungsinya, baik sebagai arternatif mengatasi kemacetan, juga menjadi sarana olah raga, kemudian bisa menjadi objek wisata bagi turis, dengan demikian secara beransur-ansur mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor serta efektif untuk pengurangan emisi karbon di udara.

Pontianak, Kalimantan barat saja sebagai contoh nyata yang bisa saya lihatkan, khusus jalan utama seperti Jalan A Yani dan Jalan Imam bonjol, hampir sepanjang ruas jalannya tidak mempunyai jalan trotoar bagi pejalan kaki, pada kedua sisi jalan tidak ada fasilitas pejalan kaki, Inilah konsep buruk dari pembangunan ruas jalan tampa member ruang bagi kita untuk berjalan kaki dalam mengatasi kemacetan jalan raya.

Ketidak cerdasan dari penjabat pemerintah pusat dan daerah termasuk pengembang jalan perlu di pertanyakan kembali, kemana logika mereka ? Kiranya sudah ada perubahan mendasar dari konsep pembangunan jalan raya diseluruh Indonesia menuju era sehat jasmani serta ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Harus ada inopasi tanpa mengurangi kemajuan teknologi serta sarana pendukungnya, terutama aktivitas manusia tidak terkendala oleh kebijaksanaan yang kontra produktif.

Pontianak, 25 Juli 2010.
Kontak Rakyat Borneo

Firanda
(Koord. Hukum dan Monitoring Peradilan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar