Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Minggu, 01 Januari 2012

” INDONESIA KALAH STRATEGI BERSAING DENGAN MALAYSIA”


oleh Firanda Anda pada 27 Desember 2011 pukul 16:21

Pontianak,  27 Desember 2011.  Pak tik Pou, Pagi bersinar matahari katulistiwa, cahayanya menyibak rona kegelapan sisa malam yang bertepi terpinggirkan oleh hari,  kami menuju warung kopi merapi, tepatnya jalan merapi, disana kami ngopi di pagi hari, sponsor bos besar..hehehe, duduk disana sambil memesan kopi susu dengan beberapa potong roti, lumayan untuk menganjal perut dari lapar perut, memuaskan asa untuk menyaksikan suasana pagi.

Satu meja, cuman 4 orang saja(Nama tak mau disebutkan), santai aja tanpa beban, duduk semenda dengan yang lain, pengunjung banyak sekali tiap pagi, dari subuh hari sampai siang hari, menariknya saudara kita Tionghua banyak disana juga membaur bersama menikmati kopi dipagi hari,  ada yang siap bekerja, ada yang baru selesai olah raga dan ada yang memang inginngopi disana. Luar biasanya suasananya.

Masuk pada Isu yang dibicarakan tentang Walet kalbar yang dulunya begitu cepat pertumbuhan bangunan sarang wallet, diperkirakan sarang wallet di kalbar bisa menembus 5000 bangunan sarang wallet, pajaknya tentu sangat banyak jumlahnya,  sangat menjanjikan bagi pemilik modal, harga wallet per kilo nya bisa sampai belasan juta, namun sekarang Cuma 6 juta’an, tapi pasti setelah tahun baru 2011  akan turun lagi pasaran harga sarang wallet.
Penyebab menurunnya harga sarang wallet disebabkan berbagai hal, padahal ini tidak boleh terjadi, sebab akan mengancam usaha wallet, tenaga kerja dan pemasukkan devisa Negara jika dibiarkan harga terus menurun. Masalah yang terjadi antara lain;
  1. Adanya pengusaha wallet yang nakal, terutama dalam pengemasan sarang wallet menggunakan pengawet, sehingga konsumen dari cina menolak hasil produksi dari Indonesia khususnya Kalimantan barat.
  2. Peran pemerintah yang kurang terhadap pengawasan dari produk sarang wallet, sehingga pengusaha nakal mampu bermain yang pada akhirnya menghancurkan harga pasar, jika ini berlangsung maka ekspor sarang burung wallet Indonesia akan menurun dan nilai kepercayaan pembeli luar negeri berkurang juga.
  3. Tidak adanya pengaturan yang jelas dari pemerintah melalui undang-undang.
  4. Dukungan di plomasi pemerintah RI terhadap pengusaha wallet terasa kurang, baik dengan pembeli luar negeri , dari sisi pemerintah dan pengusaha .
  5. Tidak adanya produk hulu dari industry Wallet,
  6. Banyaknya kepentingan politik, korupsi pengurusan wallet.

Malaysia, salah satu pemasok sarang wallet di dunia juga, namun jika dikaitkan jumlah produksi maka akan jauh berbeda dengan dihasilkan oleh oleh Indonesia, namun Malaysia mampu mengontrol pasar perdagangan sarang wallet, Ironinya situasi ini. Ada beberapa hal yang membuat Malaysia unngul dalam perdagangan sarang burung wallet di internasional;
  1. Produksi sarang wallet di Malaysia selalu di awasi oleh pemrintahnya, sehingga produksi wallet terjamin kwalitasnya, pengusaha nakal tak berani bermain curang.
  2. Pemerintah Malaysia tanggap dengan persoalan pengusahanya, mereka selain member peluang bisnis ini dengan kemudahan-kemudahan yang ada, kemudian pengawasan terhadap produk, setelah itu mereka melobi para pemerintah dan pengusaha di luar negeri, pantastik.
  3. Strategi berdagang Malaysia lebih cepat dalam mengantisifasi keperluan masyarakatnya, dukungan yang begitu cepat, wajar Malaysia lebih cepat dari Indonesia dalam perdagangan, ini soal kesejahteraan,
Dampak persoalan perdagangan wallet yang melambat dan lesu di Kalimantan barat tentu berpengaruh pada devisa, pendapat pengusaha, lapangan pekerjaan dan perputaran uang di Kalimantan barat , jika di lis ada beberapa koreksi atas persoalan bisnis wallet dikalimantan barat, antara lain;
  1. Harga turun, pendapat pengusaha berkurang, pajak berkurang, pendapat pekerja juga berkurang, kemungkinan industry hulupun terhambat.
  2. Sekarang banyak pengusaha menjual sarang walletnya ke Malaysia, kepihak ketiga, tidak secara langsung, maka hasil pendapatan berkurang sebab nilai jualnya berbeda apabila di jual langsung pada pembeli di cina.
  3. Banyaknya pengumpul sarang wallet dari Malaysia di Kalimantan barat, hasil pengumpul di bawa kemalaysia, disana mereka membangun industry hulu yang kemudian di jual ke luar negeri termasuk ke Indonesia.
Kesimpulan diskusi itu” INDONESIA KALAH STRATEGI BERSAING DENGAN MALAYSIA”
 Bahwa peluang usaha dan penghasil devisa Negara tidak di perhatikan oleh pemerintah, gejala ini hampir di semua produk yang di hasil Indonesia, harus ada kepedulian pemerintah secara serius, kesiapan para pengusaha wallet sudah begitu siap, tinggal peran pemerintah yang diharapkan.
(firanda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar