Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Minggu, 01 Januari 2012

( Garudaku Menangis Pilu )


oleh Firanda Anda pada 24 Desember 2011 pukul 19:55

Indonesia dibangun dari perlawanan atas prilaku penindasan, jengah dengan kesewenangan, muak oleh prilaku yang zalim menyakiti, bahkan permainan politik menyengsarakan. Dilihat dari sejarah yang dibaca dari buku-buku atau tontonan dokumentasi film, sebuah kenyataan begitu kerasnya perlawanan, darah, air mata nyawa taruhannya, semua pengorbanan sudah terbukti dan menjadi keyakinan bahwa penindasan akan mendapat perlawanan dengan berbagai cara, baik berbentuk perlawanan fisik berdarah, baik perlawanan dengan argumentasi dengan coretan-coretan didinding dan membenci perbuatan para pezalim .

Bendera merah putih kini telah lusuh, bahkan sudah koyak dimana-mana oleh waktu, kusam oleh pergolakan selama ini mengharu biru perjalanan kebangsaan, pengikat jahitan kain kini mulai rapuh oleh perebutan anak bangsa yang merasa berhak atas bendera itu, disana sini penuh bercak dan noda, kain itu telah menjadi pengusap air air mata, pengusap darah anak negeri, pembungkus jasad para pejuang yang teritidur beralaskan tanah tumpah darah. Kain bendera itu sudah lusuh tak pernah dicuci bersama air kesucian jiwa anak bangsa, namun kain itu malah dibiarkan kusam, lapuk dan menunggu waktu untuk di ganti.., entahlah apakah kain bendera itu masih tetap merah putih atau tidak..semoga saja tetap berwarna merah putih.

Garuda bangsa ini sudah tak gagah lagi, sudah kusam warna tubuhnya, Garuda kini terbang diatas langit namun tak ada pijakkan, pohon yang hijau kini tak ada lagi, tersisa hanya ilalang yang siap terbakar kala matahari panas menerpa, Lelah sudah garuda kita bertarung dengan kezaliman, namun tak ada pilihan musuh ada diluar dan di dalam, Sementara Garuda tua itu telah menyisakan benih-benih kelelahan namun bukan benih-benih perjuangan, Kini sayap-sayap garuda sudah tak bisa lagi mengarungi udara, otot-ototnya lebam. Garudaku kini hanya dikaos baju yang terletak di dada, garudaku kini hanya nyanyian paduan suara, kini garuda tak pernah hinggap di hati anak negeri. Ini yang paling kutakuti.

Saat ini rakyat sudah terlalu bersabar, terlalu mencintai negeri ini dan bersikap patuh pada pemimpin, tapi sebaliknya pengabdian selalu diabaikan, disisihkan dari kehidupan atas keadilan serta kesejahteraan, perlahan-lahan hak-hak mendasar dijajah oleh orang sendiri, posisi musuh sudah tampak jelas di pandangan mata yang buram, pandangan mata yang cemerlang dan mata buta sekalipun, mungkin palagan ambarawa persi kita atau genosida ala jepang di Indonesia, saudara sendiri.

( firanda, Pontianak. 7:37 PM. 24 Desember 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar