Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Selasa, 05 Oktober 2010

"Tangan Atau Kaki " Panglima

oleh Firanda Anda pada 05 Oktober 2010 jam 13:02
Alkisah,
Pada sebuah negeri yang bernama Kerajaan Tanah Kayangan dipim[pin seorang raja yang bijaksana, raja yang mempunyai ilmu pengetahuan ,hukum dan penyebar agama, tempat para raja2, bangsawan dan rakyat menimba ilmu pengetahuan. Dari wilayah kerajaan Tanah Kayangan banyak dilahirkan pahlwan-pahlawan yang bijaksana,gagah berani berhati mulia. Hidup seorang pahlawan disebuah kerajaan, ia bernama Gusti Wadai, sebuah julukan yang disebabkan oleh kesenangannya terhadap jajanan kampung yang dibuat oleh rakyat biasa, dengan gada serta pedang ditangan turun bertempur di setiap medan perang, Membela kerajaan dan rakyat kecil yang tertindas, tidak perduli siapa lawan sepanjang kebenaran ada ditangannya, ia terus melawan, baik sendirian maupun dengan segenap kompi pasukannya.

Kompi pasukannya bernama”Kompi Elang Besi”, salah satu pasukan yang sangat dibanggakan oleh raja dan rakyat kerajaan Tanah Kayangan’ pasukan dengan cirri Tato gambar elang di tiap bahu sebelah kanan sebgai cirri khas pasukan, kemampuan pasukan ini mampu bergerak cepat laksana elang, baik dimedan perang maupun perburuan mata-mata yang coba mensabotase fasilitas kerajaaan maupun kerusuhan yang mengganggu stabilitas rakyat kerajaan tanah kayangan. Sudah berapa kali pasukannya yang dimpin telah memukul mundur para “Lanon” yang memasuki daerah, Berkapal-kapal lanon dipukul mundur, hanya dengan berjalan kaki serta berlari pasukan ini melewati kampung-kampung serta hutan belantara menghadang setiap penyerbu memasuki wilayah darat negeri Kerajaan Tanah Kayangan.

Dan pada peperangan melawan VOC belanda, diujung semenanjung kerajaan Tanah Kayangan terjadi peperangan yang hebat, jumlah pasukan yang berimbang namun persenjataan yang tidak berimbang, VOC dengan meriam serta bedil dibantu oleh para penghianat dari bangsa sendiri sedangkan Pasukan elang besi hanya bersenjatakan gada, pedang, sumpit dan panah, maka peperangan yang dilakukan sangat tidak berimbang, pasukan elang besi mengalami kekalahan perang disiang hari, banyak yang terluka.

Panglima Wadai akhirnya menyimpulkan, menggunkan taktik “Burung Hantu” menyerang musuh pada malam hari ditengah keterbatasan penglihatan musuk dan medan akan mampu memukul musuh, maka rencana tersebut dijalankan, pada malam yang gelap seratus pasukan elang besi ditambah pasukan tombak mereka merayap seperti semut mendekai musuk di ujung semanjung, ketika tengan malam mulailah penyerbuan terhadap musuh, musuh yang kelelahan dan tak biasa bertempur malam akhirnya kewalahan, Voc pun akhirnya mengundurkan diri, bersama semua pasukannya dan anak buahnya melarikan diri menggunakan kapal dari wilayah Tanah Kayangan.

Namun, Panglima wadai terluka parah, kaki dan tangannya cidera parah oleh hantaman peluru VOC, setelah sampai di Rumah panglima seluruh pasukan beristirahat, makan dan minum untuk membuang rasa lapar akibat peperangan tersebut, sebagian pasukan berjaga dan sebagian tertidur pulas, didalam bilik sang pnglima, beberapa dukun (Perawat Kesehatan)menyakan kepada panglima;
Dukun: Wahai panglima. Tangan dan kaki tuan mendapatkan cidera yang parah, semua akibat senjata musuh tuanku, jalan satu-satunya adalah pemotongan bagian tubuh tuanku, tangan atau kaki, ini dilakukan secara terpaksa tuanku agar tuanku cepat sembuh, jika tidak maka racun akan memasuki tubuh tuanku dari dua arah, dari kaki dan tangan. Begitulah tuanku hasil pemeriksaan atas luka tuanku,.

Panglima: Begitukan keadaanku yang sebenarnya wahai Dukun, “sambil memadang sidukun itu, dan dukun mengangguk sambil menundukkan pandangan. Berkata lirih yang panglima”Inilah hadiah yang harus kuterima dengan iklas atas tubuh ini yang terbang di atas kerajaan Tanah Kayangan” Panglima” Menurutmu wahai sang dukun, yang mana lebih baik potong tangan atau kakiku ini” Tannya sang panglima dengan ragu, sidukun menjawab”Terserah Tuanku panglima yang mana lebih baik tangan atau kaki”jawab sidukun, Panglima itu berfikir, jika aku potong tanganku maka aku tak bisa berbuat sesuatu untuk negeriku, hanya dengan tangan aku bisa membuat senjata, mengasah pedang, menulis untuk para pejuang , menulis kabar negeri ini, sedangkan apa bila kupotong kakiku, maka makan pun harus disuapkan, aku hanya bisa berjalan berteriak-teriak mengucap, aduh…semua ada kelebihan dan kekurangan.biarlah-biarlah…kuputuskan.

Panglima” Wahai Dukun potonglah kakiku saja” sambil berlinang air mata untuk sebuah keputusan yang hampir merenggut nyawa dan cita-cita panglima terdiam memejam mata, terdengar jeritnya saat kakinya terpotong, Hingga tanp sadar ia tertidur dan bermimpi tangannya menari di atas kertas dari kayu menulis sejarah negeri, Tanah Kayangan dalam membela harga diri dan kebebasan dari penindasan.

Dalam bayangannya berharap akan ada generasi yang akan mampu berjuangan secara sendiri atau kelompok membela negeri, kemanusiaan, harga diri, martabat, sebuah keyakinan akhirnya akan membawa keiklasan atas konsekwensi yang akan didapat baik atau buruknya, kita bisa tersenyum akan sesuatu hal yang dilakukan pada sebuah nilai kebenaran…

(Sedang coba2 bercerita dalam cerita yang sederhana, maaf jika bahasa atau alurnya kurang pas...He3, nama juga pemula, Kritik saran masukkan di inbox aja)
(Firanda(....)Pontianak. 12:44 PM. 5 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar