Selamat Datang

Selamat Datang
Lumayan

Cari Blog Ini

Jumat, 24 September 2010

Perjamuan Ilmu

1. Ramah Tamah
Pada hari raya Idul Fitri aku berkenjung pada seorang sahabat dirumahnya, Sahabat ini salah seorang yang mempunyai pemahaman Politik, Hukum Dan agama yang cukup luas, bahkan pernah terjun dalam pertarungan politik yang sesungguhnya.
Berkendaraan Sepeda Motor Bebek berjenis Honda Astrea Prima yang buntut ini, Aku melaju kerumah seorang sahabat dari banyak sahabat yang kutemui di perjalanan hidup sekarang, Biasa dengan keramahan, senyuman dan tawa menyambut kita dirumahnya, Berpakaian rapi, kue dimeja dan segelas kopi dihidangankan untuk disantap dengan rasa nikmat serta penuh keakraban.
Saat duduk diruang tamu, kita ditemani 2 anaka perempuannya yang masih kecil, berkisaran 4 sampai 8 tahunan, biasa anak selalu ingin tahu tamu ayahnya atau pengen diajak bersama dalam perbincangan.
Basa-basi antara sahabat, pembukaan pembicaraan mengenai kehidupan, kesehatan dan lebaran kemana saja selama ini beraksi dirumah-rumah yang di tamu, Untunglah sahabatku tak bertanya soal perempuan, Ini akan membunuh aku, Soal sulit untuk menjawab atau berdalih dengan seribu alasan atau menampakkan keyakinan bahwa aku telah memiliki tautan hati, Selamat…..Suasana sebentar tersenyum dan terawa…senangnya hari raya.


2. Perbincangan.

Sebagai sesama pecinta ilmu, perbincangan terus pada hal-hal yang ringan menuju muatan isi yang cukup berat, namanya juga berbagi ilmu dan pengalaman, cerita tentang negeri ini dan daerah kami Kalimantan barat.
Pemahamannya, sekarang diperlukan orang yang jujur,berani dan tegas dengan bahasa yang elegan, kesantunan harus ditunjukkan dengan sikap berani, harga diri dan kemantapan berdiplomasi, sebab zaman membutuhkan orang-orang cepat, tegas serta memposisikan diri pada sebuah kebenaran tanpa terintervensi oleh kepentingan yang jahat .
Ditambahkannya, kemantapan sikap berdiplomasi harus menguraikan logika yang runut sesuai data, fakta dan pengalaman impiris yang telah dilalui, sehingga ucapan merupakan hasil femikiran, hal ini mampu memberikan pemahaman serta pengertian kepada pihak-pihak yang layak terhadap pemaparan kita.
Pesannya, Kebenaran adalah mutlak, strategi politik harus dimainkan, disesuaikan dan ditempat yang tepat, kesemua rencana harus sinergi serta simultan dalam rangka mencapai tujuan yang hakiki, dan semua merupakan hasil pengalaman didapat dari insting cerdas dari individu.
Akhirnya kesemua pengalaman menjadi ilmu yang bermamfaat tergantung yang membawanya, apakah berpihak kepada yang durjana atau berpihak kepada kebaikan yang membawa kemaslahatan masyarakat dengan bersendikan kebenaran yang diyakini.


3. Mengetes Pemahaman.
Saatnya berpamitan, mengakhiri lebaran dirumah sahabat, berjanjian pergi berdua dengan lain motor, bersalaman kepada Ibunya, Istrinya dan anaknya, kami keluar rumah penuh keberkahan hari raya,
Dari rumahnya berkendaraan beriringan sambil ngobrol sedikit, diantara lalu lalang kendaraan, mobil dan pejalan kaki disiang yang panas.
Sampailah disebuah jembatan, diapun berkata kepada ku.:

Sahabat : “ Pilih jalan yang mana nih yang harus kita tempuh kendaraan kita, Sebelah kiri jalannya kecil tapi lancar dan akan mempercepat kendaraan sampai di tujuan, Namun jalan kecil itu milik pejalan kaki..? atau dijalan biasa yang dilalui kendaraan bermotor dan mobil yang sudah lazim namun lambat kita sampai ditujuan” katanya.
Aku “ Jalan yang biasa aja Bos” Jawabku. Aku pilih jalan yang biasa dilalui oleh kendaraan motor dan mobil walau kelihatan lambat dibandingkan jalan yang biasa dilalui pejalan kaki.

Kulihat wajahnya seperti biasa, tak ada roman apa-apa, akan sulit aku mendapatkan jawaban dari pilihan yang telah diajukan,laju kendaraan kami memang lambat merngkat jembatan yang dipenuhi seliwuran kendaraan.
Berpisahlah kendaraan kami menuju maskas masing-masing menemui kawan satu profesi dan satu geng, melanjutkan silaturahmi hari raya, tentu akan banyak cerita yang menyenangkan dari pengalaman berlebaran.


4. Merenung Kebijaksanaan.
Dalam perenunganku terhadap pilihan jalan yang diajukan aku berfikir keras apakah benar dan salah sebuah ujian pilihan ini kurasa sebagai bagian konsekwensi pembicaraan tadi rumah sahabat, melihat kemampuan logika, keberanian dan sikap yang tepat pada suatu pilihan yang didasari oleh logika yang benar serta dapat di pertanggung jawabkan.
Pilihanku melalui jalan yang lazim dilalui kendaraan sangatlah beralasan berdasarkan keyakinan sendiri, ini didasarkan beberapa alasan;
a. Bahwa tujuan kami sebenarnya tidaklah terlalu mendesak dan dibatasi oleh waktu, cepat atau lambat tidak mendapatkan complain, seperti kegiatan rapat, seminar atau diskusi yang diakibatkan oleh janji. jadi lambatnya kendaraan tak ada pengaruhnya dengan laju kendaraan.
b. Bahwa apabila kendaraan melalui jalan pejalan kaki tentu mengganggu kenyaman saudara kita yang yang bernasib tidak sama dengan kita yang berkendaraan, Tidaklah logis menurutku demi kepentingan pribadi kita harus menggangu kenyamanan saudara kita yang bernasib sebagai pejalan kaki, maka pilihannya adalah jalan yang lazim saja, Terkecuali untuk kepentingan masyarakat luas atau keadaan genting/mendesak maka jalan ini yang akan ditempuh, sangat hati-hati berkendaraan tanpa menyinggung perasaan dan kenyamanan si pejalan kaki.


5. Kudapat Pemahaman
Pada akhirnya kusadari tentang pilihan dan konsekwensi memahami situasi dengan tindakkan yang cepat serta akurat, ini pengalaman dari seorang sahabat tentang logika yang harus diterjemahkan dalam tindakkan.
Hari raya penuh hikmah, jamuan ilmu pengetahuan menjadi suguhan selain makanan yang tersaji di atas meja bertempatkan beberapa toples yang sudah sisa setengah, tentu ini menandakan banyak tamu yang telah berkunjung.
Sahabat terimakasih atas ilmu yang tersaji dalam persajian dihari raya idul fitri, semoga kita mendapatkan keberkahan yang tak terduga-duga, menjalani hidup penuh cahaya kebijaksaanaan.amin.

Untuk SahabatKu

Pontianak, 24 September 2010
Tertanda

Firanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar